Desa Mergolangu merupakan desa yang berlokasi di Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Wonosobo. Sisi utara Desa Mergolangu berbatasan langsung dengan Desa Depok dan Kecamatan Kaliwiro, sisi selatan adalah Kabupaten Purworejo, sisi barat adalah Desa Selomerto dan Kecamatan Kaliwiro, sementara di sisi timur ada Desa Dempel dan Kecamatan Kalibawang. Desa Mergolangu terbagi menjadi Dusun Mergolangu, Dusun Prigi, dan Dusun Wonosari. Untuk mencapai Desa Mergolangu, perlu menempuh jarak sejauh 38 km dari pusat kota Wonosobo menggunakan jalur darat. Sementara itu, akses masuk ke Desa Mergolangu mengalami kerusakan yang cukup parah sejak tahun 2010. Meski begitu, transportasi umum telah mengakses Desa Mergolangu, yang beroperasi dua kali seminggu.

Sebesar 75% lahan di Desa Mergolangu didominasi oleh tegalan kemudian diikuti oleh hutan sebesar 19%, dan permukiman sebesar 8,6%. Dari total 2.224 jiwa, sebagian besar penduduk bermatapencaharian sebagai petani di perkebunan pohon aren, singkong, jahe, cabai, labu siam, dan pisang. Hasil-hasil perkebunan ini mampu diolah menjadi kuliner, misalnya singkong menjadi mie gelan, opak, leye, cimplung, dan tepung singkong. Komoditas utama di Desa Mergolangu adalah gula aren dan jahe gajah. Dalam pemasaran gula aren, masyarakat masih menggunakan jasa tengkulak sebagai perantara dengan konsumen. Gula aren murni yang dijual sebesar Rp 15.000,00 / kg kepada tengkulak, sementara masyarakat sebagai produsen dapat menjualnya secara langsung dengan harga Rp 20.000,00/kg. Sementara komoditas jahe gajah sudah mampu diekspor sampai ke Banglades. Meski begitu, dengan melihat sulitnya akses masuk desa dan potensi sumber daya alamnya, Desa Mergolangu belum memiliki pusat perekonomian untuk skala desa.

Sebagian besar lahan hutan di Desa Mergolangu merupakan kepemilikan Perhutani. Hutan di Desa Mergolangu difungsikan sebagai hutan produktif untuk penyaringan getah pohon pinus, yang kemudian diolah menjadi thinner dan lem, serta menjadi kawasan wisata Gunung Lanang. Desa Mergolangu telah membentuk Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) sebagai penanggung jawab pemanfaatan hutan, termasuk untuk kawasan wisata. Kawasan isata Gunung Lanang terdiri dari Bukit Sarangan, Bukit Memean, Gunung Putri, Gunung Bolong, Bukit Ponjen, Curug Kali Colat, Maqom Kuno Kiai Tawengan, dan Goa Kelelawar. Daya tarik di kawasan Gunung Lanang adalah panorama alamnya yang berupa barisan perbukitan dan tebing-tebing. Tahap pengembangan area wisata Gunung Lanang responsif terhadap keramaian pengunjung, sehingga terbilang cukup pesat, dengan penyediaan fasilitas dan utilitas swadaya masyarakat desa.
Kawasan Wisata Gunung Lanang dapat dikategorisasikan sebagai wisata minat khusus yang cukup ekstrim. Penyediaan prasarana dan sarana pendukung di kawasan wisata masih minim dan sederhana, seperti jalan, toilet, penunjuk arah, pegangan tangga, persampahan, dan penataan warung. Hasil-hasil komoditas unggulan desa pun belum dioptimalkan untuk dipasarkan di kawasan wisata. Meski begitu, dalam kurun 3 bulan sejak awal dibuka, kawasan wisata ini telah mendapatkan kunjungan sebanyak 100 orang setiap harinya.

